Memilih jalan sendiri
Mitos yang seolah membawa lara
Redup dalam lelap hati
Seperti gembala dihari hujan
Tersirat kesendirian dalam simfoni duka
Ini menjelang senja
Saat malam merangkak mendekap
Ketika Misteri dawai dibalut sembilu
Berziarah keruang hati seorang lelaki
Dengan mata beku dan rasa yang surut
Getir jelas memeluk gundah
Oh Tuhan…
apa yang lebih hebat dari menaklukkan kesepian
yang datang dalam hening selembut angin
dan kabut yang berjelanak diantara daun-daun sehabis hujan
di kota cinta yang tua dan dingin.
Mencoba membangun kembali di atas puing
Jalannya mungkin panjang
Melelahkan dan mengerikan
Beginilah kehidupan
Itu katamu…. Terima kasih kataku